Minggu, 14 Desember 2014

Penasaran menjadi Ngeri Ngeri Sedap (Review)

Sebelumnya saya dulu sering menonton bang Bene di salah satu stasiun tv nasional, juga suka membaca tulisan di blognya. Penulis satu ini bernama lengkap Bene Dionysius Rajaguguk, pemuda berdarah batak ini berasal dari Tebing Tinggi dan kemudian ilmu di Jogja. Ketika saya tahu bahwa dia membuat buku, saya penasaran dan akhirnya membaca buku tersebut. 


Ini reviewku :D
Judul buku : Ngeri Ngeri Sedap
Penulis : Bene Rajaguguk
Editor : Syafial Rustama
Penerbit : Bukune
Tebal : vi + 206 halaman
Harga : Rp. 45.000,00
Ketika melihat judul buku ini rasanya asing, sampai mbak-mbak teller senyum ketika melihat berita acara saya pas transfer buat beli buku ini hehehe. Judul ini pun menurut saya membuat yang membacanya bikin penasaran dengan isinya. Genre buku adalah Personal Literature yang merupakan cerita pengalaman pribadi. Cover buku ini pun terlihat cukup rame dengan gambar Bang Bene dan beberapa kartun orang didalamnya.

Cerita ini merujuk tema keluarga yang dibumbui komedi serta permasalahan hidup yang dilaluinya. Mamaknya yang pelit memberi uang saku serta bapaknya yang mendidik anaknya dengan tegas dan disiplin seperti ketika menyuruh anaknya baiik berjualan es lilin di SMP tempat Bapaknya mengajar.

“Sana, balik cepat! Jual es itu sampai habis.”
“Nggak mau, aku. Malu aku, Pak.”
“Kalo kau mencuri, kalo kau berbuat jahat, kalo kau bikin dosa, baru malu!!! Apa coba yang bikin kau malu jualan es?”

Selain itu didalam buku ini juga menceritakan tentang perjalanan hidupnya ketika menuntut ilmu ke Yogyakarta. Dulu yang selalu tinggal di tempat yang sukunya homogen kemudian ke Jogja yang bagaikan Indonesia kecil. Perbedaan kultur di Bukit Tinggi dan di Jogja yang sangat kontras seperti makanan di jogja yang kurang pedas bagi dia, bahasa, budaya, dan keadaan masyarakat. 

Kehidupan Bene yang sederhana serta sadar bahwa dia tidak ingin membenani orang tuanya, ia mendaftar beasiswa bukan dari pemerintah agar mengurangi orang tuanya. Buku ini juga menceritakan tentang budaya-batak seperti tidak boleh menikah dengan sesama marga yang disana dinamakan marpadan.

Kekurangan buku ini menurut saya hanya karena salah ketik di halaman 137 & 138 karena ada beberapa pengulangan paragraf yang sama.
Buku ini recommended banget, karena comedi-comedinya buat saya sendiri cengar-cengir pas baca. Mau tau lebih isinya? Beli yuuuk x))





Tidak ada komentar:

Posting Komentar